Tukang Cerita
Video Labuhan Merapi, Sleman 2010
Video Labuhan Merapi di Sleman, yang berlangsung pada 24 Juli 2009, itu adalah slideshow foto dengan audio ini pertama saya.
Saya buat dengan panduan dari kawan Dwi Kurniawan, seorang fotografer yang hampir lulus dari jurusanKomunikasi UGM. Saya baru menyelesaikan video tersebut Sabtu kemarin (21 April 2012), di rumah Dwi.
Saya rekam materi audio pada saat ritual berlangsung di pos Sri Manganti, atau Pos Rudal, jalur mendaki Gunung Merapi dari sisi Selatan (Sleman). Kini jalur pendakian tersebut sudah tidak ada lagi, terkena awan panas dari erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010.
Dua orang pelaku ritual tersebut, yang saya kenal, Mbah Pujo, dan istri, wafat terkena terpaan panas erupsi gunung itu. Saya sempat melihat almarhum Mbah Pujo terbaring koma di Rumah Sakit Bethesda. Video itu kenangan pribadi saya untuk mereka.
Pada tahun 2009 tersebut, untuk pertama kali Mbah Maridjan tidak memimpin labuhan. Diganti oleh salah satu putranya, Asihono.
Semoga menjadi pelajaran.
Video Labuhan Merapi di Sleman, yang berlangsung pada 24 Juli 2009, itu adalah slideshow foto dengan audio ini pertama saya.
Saya buat dengan panduan dari kawan Dwi Kurniawan, seorang fotografer yang hampir lulus dari jurusanKomunikasi UGM. Saya baru menyelesaikan video tersebut Sabtu kemarin (21 April 2012), di rumah Dwi.
Saya rekam materi audio pada saat ritual berlangsung di pos Sri Manganti, atau Pos Rudal, jalur mendaki Gunung Merapi dari sisi Selatan (Sleman). Kini jalur pendakian tersebut sudah tidak ada lagi, terkena awan panas dari erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010.
Dua orang pelaku ritual tersebut, yang saya kenal, Mbah Pujo, dan istri, wafat terkena terpaan panas erupsi gunung itu. Saya sempat melihat almarhum Mbah Pujo terbaring koma di Rumah Sakit Bethesda. Video itu kenangan pribadi saya untuk mereka.
Pada tahun 2009 tersebut, untuk pertama kali Mbah Maridjan tidak memimpin labuhan. Diganti oleh salah satu putranya, Asihono.
Semoga menjadi pelajaran.
Hati-hati parkir di Stadion Sultan Agung Bantul
Untuk pertama kali saya masuk ke lingkungan komplek Stadion Sultan Agung Bantul, Minggu 4 April 2012. Saat itu untuk melihat, juga pertama kali, kompetisi pacuan kuda Bupati Bantul Cup ke 2. Tiba pukul 14.00, saya cuma bisa lihat mulai race ke 15, sampai yang terakhir, race ke 18, karena pacuan dimulai sejak pagi.
Penonton ramai, memadati sisi luar lintasan sepanjang bagian Timur. Ada juga penonton di sisi dalam lintasan. Arah pacuan kuda mengikuti jarum jam. Bagian penonton yang bertempat duduk, dan bertenda, kapasitasnya hanya sekitar 1000 kursi, sepertinya khusus untuk undangan, juga penuh.
Tidak ada tiket masuk untuk pengunjung pacuan tersebut, hanya untuk kendaraan yang dikenakan tarif. Saya bayar Rp2.000 untuk sepeda motor. Namun, saya kecewa dengan pelayanan yang saya dapat dari jumlah uang tersebut.
Pertama, cukup jelas tertulis dalam karcis tersebut "BARANG HILANG BUKAN TANGGUNG JAWAB KAMI", dengan semacam stempel dari PAGUYUBAN PARKIR STADION SULTAN AGUNG BANTUL (PASSABA). Maka, petugas parkir Stadion Sultan Agung Bantul tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan kendaraan itu. Tak ada guna mempertanyakan kendaraan Anda ke petugas jika hilang.
Untuk pertama kali saya masuk ke lingkungan komplek Stadion Sultan Agung Bantul, Minggu 4 April 2012. Saat itu untuk melihat, juga pertama kali, kompetisi pacuan kuda Bupati Bantul Cup ke 2. Tiba pukul 14.00, saya cuma bisa lihat mulai race ke 15, sampai yang terakhir, race ke 18, karena pacuan dimulai sejak pagi.
Penonton ramai, memadati sisi luar lintasan sepanjang bagian Timur. Ada juga penonton di sisi dalam lintasan. Arah pacuan kuda mengikuti jarum jam. Bagian penonton yang bertempat duduk, dan bertenda, kapasitasnya hanya sekitar 1000 kursi, sepertinya khusus untuk undangan, juga penuh.
Tidak ada tiket masuk untuk pengunjung pacuan tersebut, hanya untuk kendaraan yang dikenakan tarif. Saya bayar Rp2.000 untuk sepeda motor. Namun, saya kecewa dengan pelayanan yang saya dapat dari jumlah uang tersebut.
Pertama, cukup jelas tertulis dalam karcis tersebut "BARANG HILANG BUKAN TANGGUNG JAWAB KAMI", dengan semacam stempel dari PAGUYUBAN PARKIR STADION SULTAN AGUNG BANTUL (PASSABA). Maka, petugas parkir Stadion Sultan Agung Bantul tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan kendaraan itu. Tak ada guna mempertanyakan kendaraan Anda ke petugas jika hilang.