Novel Lampuki yang juara dan berjarak
Sastrawan lagi-lagi membuktikan kekuatannya menghadapi peristiwa yang sangat mengguncang rasa kemanusiaan. Kali ini terhadap masa-masa pembantaian manusia di Aceh, pada medio tahun 1990 - 2002.
Dialah Arafat Nur, dengan buku novelnya berjudul "Lampuki". Judul tersebut adalah nama kampung di Aceh Utara yang menjadi pusat cerita. Novel itu meraih penghargaan tertinggi Dewan Kesenian Jakarta tahun 2010, dan Khatulistiwa Literary Award tahun 2011. Silakan googling untuk tahu betapa bergengsinya penghargaan tersebut.
Aku baca bukan karena silau dengan penghargaan itu. Tapi, karena ketertarikan pribadi saja, setelah mengetahui latar belakang, alias konteks waktu dan tempatnya. Aku tamat membacanya pada Desember 2010. Sungguh tidak buang waktu, membaca Lampuki yang masuk pasar buku pada Juni 2010 itu.
[caption id="" align="alignnone" width="500"]
Arafat Nur, Lhokseumawe, 2010[/caption]
Sastrawan lagi-lagi membuktikan kekuatannya menghadapi peristiwa yang sangat mengguncang rasa kemanusiaan. Kali ini terhadap masa-masa pembantaian manusia di Aceh, pada medio tahun 1990 - 2002.
Dialah Arafat Nur, dengan buku novelnya berjudul "Lampuki". Judul tersebut adalah nama kampung di Aceh Utara yang menjadi pusat cerita. Novel itu meraih penghargaan tertinggi Dewan Kesenian Jakarta tahun 2010, dan Khatulistiwa Literary Award tahun 2011. Silakan googling untuk tahu betapa bergengsinya penghargaan tersebut.
Aku baca bukan karena silau dengan penghargaan itu. Tapi, karena ketertarikan pribadi saja, setelah mengetahui latar belakang, alias konteks waktu dan tempatnya. Aku tamat membacanya pada Desember 2010. Sungguh tidak buang waktu, membaca Lampuki yang masuk pasar buku pada Juni 2010 itu.
[caption id="" align="alignnone" width="500"]