Mengajak blogger mempromosikan sejarah kota
Saturday, February 11, 2012(di kiri) Dwi Cahyono, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Jawa Timur, penggagas Festival Malang Kembali (Malang Tempo Dulu)
Komunitas Blogger Malang, alias Globber Ngalam, mengundang berbagai komunitas blogger lainnya untuk mengikuti rangkaian acara OBLONG MERAH MUDA, singkatan dari Obrolan Blogger Ngalam Mengenang Sejarah Memajukan Budaya. Globber Ngalam ingin mengajak blogger mempromosikan sejarah kota Malang.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] www.triunt.com[/caption]
Acara berlangsung selama dua hari, Sabtu sampai Minggu, 7 sampai 8 Januari 2012. Hari pertama berisi Seminar dan Talkshow, lalu hari kedua peserta diajak menjelajahi kota Malang. Saya ikuti semua agenda itu bersama lima anggota komunitas blogger Bengawan, yaitu Blontank Poer, Hassan Aly, Dony Alfan Sutanto, Tri Untoro, dan Hendri Destiwanto. Itu kali pertama saya mengikuti acara kopi darat dengan anggota komunitas blog lainnya, sebagai anggota Bengawan.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Persiapan di depan Museum Restoran "Inggil"[/caption]
Kunjungan ke Malang kali itu adalah yang ke tiga kali bagi saya. Pertama kali pada tahun 2001, bersama rombongan Mapala Unisi, dalam rangka transit di Universitas Brawijaya, untuk kemudian mendaki Gunung Semeru. Kedua kali, pada tahun 2010, dalam rangka meliput Tim Taekwondo dari Daerah Istimewa Yogyakarta, mengikuti Kejuaraan Nasional Taekwondo di Gedung Olahraga Ken Arok.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Bella Vista[/caption]
Panitia memberi fasilitas penginapan di Markas Bela Negara, sebelah lapangan Rampal, Jl. Panglima Sudirman Malang, milik Komando Daerah Militer Brawijaya. Satu-satunya acara yang berlangsung di penginapan tersebut adalah ramah tamah antar peserta dan panitia, acara obrolan santai, saling memperkenalkan diri.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Blontank Poer di Gedung Balai Kota Malang[/caption]
Acara seminar dan talkshow berlangsung di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara, Jl. Terusan Candi Kalasan Blimbing, Malang. Sehari penuh, pagi sampai sore. Acara jelajah Kota Malang dimulai dari titik awal halaman Restoran dan Museum "Inggil", milik sebuah yayasan yang berkonsentrasi pada pelestarian warisan sejarah. Penelusuran tersebut berakhir di Museum Brawijaya.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Balai Kota Malang[/caption]
Menurut saya, mengajak blogger mengikuti seminar, dan penelusuran kota yang dilengkapi dengan penjelasan sejarahnya adalah cara yang sangat tepat untuk mengingat masyarakat umum mengingat sejarah, sekaligus media kampanye yang sangat efektif. Blogger punya semangat berbagi di dunia online, dan masing-masing punya pembaca. Jika seperlima dari sekitar 50 peserta itu posting di blognya masing-masing tentang materi sejarah yang didapat, maka efek berantainya di dunia online bisa dahsyat. Saya salut.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Agfa dan Kodak[/caption]
Mengajak blogger mengikuti suatu acara demikian sudah dilakukan oleh berbagai brand berbagai jenis produk, dengan harapan blogger tersebut posting cerita tentang keunggulan brand itu. Nah, kenapa tidak penelusuran sejarah, seperti yang dilakukan oleh komunitas Globber Ngalam itu. Mungkin, sudah ada komunitas blogger lain yang melakukan hal serupa. Yeah, saya tidak tahu, saya masih muda sekali di dunia blog ini.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Daftar menu di Toko Oen[/caption]
Foto-foto di Museum Brawijaya Malang
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Musem Brawijaya 1[/caption]
Di Museum Brawijaya Malang ini, digambarkan berbagai prestasi militer, terutama Kodam Brawijaya, yang bermarkas di daerah itu. Sayang, tampak jelas museum itu tidak cukup bisa hidup dari tiket masuk.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Museum Brawijaya 2[/caption]
Saya suka memotret, di dalam museum itu sangat banyak obyek menarik untuk difoto. Tapi, cuma yang saya tampilkan dalam posting inilah yang saya foto.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Museum Brawijaya 3[/caption]
Ini soal mood, perasaan saja. Ada obyek yang dipajang dalam museum itu yang merusak mood saya. Obyek foto itu adalah surat dari komandan tertinggi militer, penghargaan terhadap prestasi militer menumpas suatu gerakan sipil.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Museum Brawijaya 4[/caption]
Ada ribuan nyawa sipil dibantai oleh militer. Saya heran, apa yang layak dibanggakan? Bagi saya, militer itu dibayar oleh pajak sipil untuk melindungi negara ini dari militer asing.
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Museum Brawijaya 5[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Museum Brawijaya 6[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Museum Brawijaya 7[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Museum Brawijaya 8[/caption]
[caption id="" align="alignnone" width="500"] Tari terakhir sebelum bubar di Museum Restoran "Inggil"[/caption]
11 comments
eng nganu... saya juga suka sejarah..
ReplyDeletetapi iku malah ada iklan kokakola :D
fast reading, fast comment.
ReplyDeleteposting bagus gan
ngg....foto saya kok ndak ada? #eh
ReplyDeleteItulah apa adanya yang kita lihat di sana
ReplyDeleteTerima kasih gan
ReplyDeleteWahiha, iya paman. maaf, saya alpa memotret seleb2 ngalam, haha
ReplyDeleteBelum pernah sih ikut yang beginian dan kayaknya ini penting karena kita yang muda aja gak begitu tau tentang sejarah kota tempat kita tinggal, belum lagi benda-benda peninggalan sejarah udah habis entah kemana.
ReplyDeletekalau gak blogger, komunitas, siapa lagi yg mau meliput sejarah beginian. hehe. salut sama aktivitas2 sosial sejarahnya.
ReplyDeletejosssss
ReplyDeletekulkas koka kola itu dari perjuangan brawijaya yang dimana?
ReplyDeletePerjuangan untuk mempertahankan hidup museum itu.
ReplyDeleteMaklumi saja jika penguasa tidak beri anggaran yang cukup mempertahankan hidupnya.