Aku menyerah setelah membaca The Black Swan karya Nassim Nicholas Taleb yang dialihbahasakan oleh Alex Tri Kantjono Widodo, 1/5 bagian. Aku tak paham.
Awalnya aku tertarik, karena mengingatkan pada pelajaran lama dari David Hume dan Karl Popper. Buku itu kubeli akhir 2009, dan aku tak pernah coba baca lagi setelah menyerah dalam tahun yang sama.
23 November 2012, akun twitter @nevnephi membuat serial twit tentang apa yang dia pahami dari buku itu. Tentu, tak bisa menyingkat buku setebal 400-an halaman dalam 61 twitnya.
Aku menyimak. Twitnya cukup berfaedah bagiku. Setidaknya, gara-gara twitnya aku jadi tertarik untuk baca lagi buku itu.
Awalnya aku tertarik, karena mengingatkan pada pelajaran lama dari David Hume dan Karl Popper. Buku itu kubeli akhir 2009, dan aku tak pernah coba baca lagi setelah menyerah dalam tahun yang sama.
23 November 2012, akun twitter @nevnephi membuat serial twit tentang apa yang dia pahami dari buku itu. Tentu, tak bisa menyingkat buku setebal 400-an halaman dalam 61 twitnya.
Aku menyimak. Twitnya cukup berfaedah bagiku. Setidaknya, gara-gara twitnya aku jadi tertarik untuk baca lagi buku itu.
![]() |
Kulit muka The Black Swan. Foto: Tukang Pos |