Kuliner di acara Musyawarah Pengurus Cabang Istimewa Persyarikatan Muhammadiyah United Kingdom, di Leeds, Desember 2015 |
Aku bukan yang termasuk manja dengan beberapa jenis makanan atau minuman tertentu. Lidahku cukup mudah untuk menyesuaikan dengan berbagai kuliner di perantauan, atau daerah kunjungan mana saja. Berbulan-bulan di perantauan, tanpa memamah kuliner kampung halaman bukan masalah buatku.
Bukannya aku tak punya makanan minuman di kampung halaman yang jadi kesukaan. Rasa rindu pada selera asal juga sering muncul. Tapi kerinduan itu tak pernah jadi alasan untuk tidak berselera dengan makanan yang bisa kujangkau. Yang jadi penyebab tidak berselera biasanya hanya suasana hati. Halah.
Hanya saja aku punya keimanan, sabda yang entah aku pernah baca atau dengar di mana, entah sahih atau tidak yang pasti aku mengamininya, bahwa makanan yang terbaik adalah yang sumbernya terdekat, sumbernya sedekat mungkin dengan lokasi engkau memamahnya.