Pemimpin Daerah Harus Punya Komitmen Bersama Memulihkan Ciliwung
Friday, December 27, 2013Aku ingin turut menyebar siaran pers dari Komunitas Ciliwung. Mereka menyebarnya menjelang kegiatan silaturahmi para pihak untuk memperkuat upaya pelestarian dan pemulihan Sungai Ciliwung, bertajuk "Ngariung Ciliwung: Ngurus Ciliwung Mesti Bareng-Bareng".
Komunitas Ciliwung: Pemimpin Daerah Harus Punya Komitmen Bersama Memulihkan Ciliwung
Bogor, 27 Desember 2013 - Seperti biasa, menjelang akhir tahun warga Jakarta akan mulai dihantui banjir yang berasal dari luapan Sungai Ciliwung. Untuk mengantisipasi banjir yang melanda ibu kota negara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menggandeng banyak pihak melakukan upaya pemulihan Sungai Ciliwung di Jakarta. Upaya pengerukan, penguatan tebing sungai, tanggul, penyodetan Kali Ciliwung dan relokasi ribuan warga yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung terus dilakukan. Upaya tersebut merupakan bagian dari restorasi ekosistem Sungai Ciliwung yang mestinya dilakukan dari hulu sampai hilir.
Tidak ingin melihat warga Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjuang sendiri dalam upaya restorasi Sungai Ciliwung, berbagai Komunitas Ciliwung mulai dari Puncak sampai dengan Jakarta turut mendorong dan mengajak masyarakat di sepanjang Ciliwung dan pemerintah daerah untuk mendukung restorasi ekosistem di Jawa Barat yang merupakan kawasan tengah dan hulu sungai Ciliwung.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Komunitas Ciliwung di akhir tahun 2013 ini adalah mengadakan kegiatan “Ngariung Ciliwung” yang mengundang Gubernur Jawa Barat, Walikota Bogor, Bupati Bogor dan Walikota Depok. Kegiatan Ngariung (berkumpul) ini akan dilakukan pada Minggu pagi, tanggal 29 Desember 2013 di Kampung Glonggong, Desa Kedung Waringin, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Komunitas Ciliwung mengajak semua pihak baik dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Kementerian Lingkungan Hidup, BPDAS Citarum Ciliwung dan pihak swasta, serta masyarakat luas untuk berkumpul bersama di Bojong.
Muhamad Muslich dari Komunitas Peduli Ciliwung Bogor, yang juga Koordinator Kegiatan Ngariung Ciliwung mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mempertemukan ide-ide lokal untuk mendukung restorasi Sungai Ciliwung. “Tidak mudah merestorasi sungai. Kita belum punya contoh. Untuk itu perlu dilakukan secara bersama-sama. Komunitas Ciliwung di berbagai titik telah memberikan contoh nyata dengan kegiatan-kegiatan yang unik untuk mendukung pemulihan sungai. Meski sifatnya sangat lokal namun kegiatan mereka dapat berdampak luas. Ini potensi yang harus didukung” tegasnya.
Muslich yang mewakili Komunitas Ciliwung lainnya berharap Gubernur Jawa Barat, Walikota Bogor, Bupati Bogor dan Walikota Depok bisa hadir dalam acara Ngariung Ciliwung nantinya. “Surat undangan sudah kami berikan langsung kepada para pemimpin daerah ini. Semoga saja mereka berkenan hadir. Mulai tahun depan di 2014 kita bisa bersama-sama merestorasi Sungai Ciliwung. Indonesia butuh model pengelolaan sungai yang lebih baik. Saya pikir para pemimpin kita perlu menularkan semangat pemulihan tersebut kepada masyarakat luas” ungkap Muslich.
KONTAK:
M. Muslich, Koordinator Kegiatan “Ngariung Ciliwung”, Mobile phone: 0813 812 34648, e-mail: muslich.ecology@gmail.com
Leoni Rahmawati, permintaan video dan dokumentasi, Mobile phone: 0821 243 82000, e-mail: leonirahmawati@gmail.com
CATATAN UNTUK EDITOR:
· Sungai Ciliwung mengalir sepanjang 119 km dari wilayah hulunya di Cagar Alam Telaga Warna (Puncak) hingga bermuara di Teluk Jakarta. Aliran sungai ini melintasi wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi DKI Jakarta.
· Kegiatan Ngariung Ciliwung diinisiasi oleh Komunitas Ciliwung mulai dari Puncak, Gadog, Bogor, Cilebut, Bojong Gede, Depok, dan Condet. Berkolaborasi dengan Mapala Universitas Indonesia, Ciliwung Institute, Forum Pengurangan Resiko Bencana Kabupaten Bogor, Greeneration Indonesia, Green Teacher Indonesia, Urban Studies Universitas Indonesia, P4W IPB, BPDAS Citarum Ciliwung, Gerakan Ciliwung Bersih, Dana Mitra Lingkungan, Danone Aqua, dan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
· Komunitas Ciliwung adalah individu, kelompok, organisasi berbadan hukum, dan masyarakat lokal di sepanjang Sungai Ciliwung yang peduli terhadap kelestarian Sungai Ciliwung. Saat ini sudah ada 21 Komunitas Ciliwung mulai dari Puncak, Bogor sampai dengan Muara Ciliwung, Jakarta.
· Restorasi ekosistem sungai merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi dan struktur sungai seperti sedia kala. Fungsi sungai yang menjadi prioritas untuk dipulihkan adalah kualitas air. Kementerian Lingkungan Hidup (2011) menyatakan bahwa sebagian besar parameter Kriteria Mutu Air (KMA) Sungai Ciliwung tidak memenuhi kelas air yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.Daya tampung air Sungai Ciliwung juga perlu dipullihkan untuk dapat menampung volume air pada saat musim hujan. Pemullihan sungai dilakukan berdasarkan pendekatan ekosistem, dimana pertimbangan ekologi diprioritaskan untuk menjaga kelestarian sungai. Vegetasi di kanan-kiri sungai (disebut riparian) merupakan vegetasi yang perlu dipertahankan keberadaanya, dipulihkan, dan ditingkatkan kualitas dan kauntitasnya di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.
Undangan Ngariung Ciliwung
Silaturahmi Para Pihak untuk Memperkuat Upaya Pelestarian dan Pemulihan Sungai Ciliwung
Latar Belakang
Ciliwung merupakan ekosistem sungai yang selalu menjadi bahan pembicaraan banyak pihak. Sungai yang membelah Ibu Kota Negara Republik Indonesia itu dianggap sebagai penyebab banjir yang melanda ibu kota hampir setiap tahun. Kerugian banjir yang ditimbulkan dalam aspek ekonomi, sosial, kesehatan, dan lingkungan sangat besar. Sayangnya, pada situasi tersebut para pihak di bagian hulu, tengah, dan hilir Sungai Ciliwung masih menghadapi tantangan bagaimana agar integrasi pengelolaan Ciliwung dapat terwujud. Sungai Ciliwung mengalir melewati dua provinsi, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Di Jawa Barat sendiri, Sungai Ciliwung mengalir melewati Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok.
Berbagai program, proyek, gerakan, dan inisiatif dari para pihak untuk mendukung kelestarian Sungai Ciliwung dirasakan semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya komitmen dan kesadaran para pihak dalam mendukung kelestarian Sungai Ciliwung. Meski demikian, upaya-upaya yang dilakukan masih memerlukan kerjasama dan integrasi di antara satu wilayah dengan wilayah lainnya di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Pemerintah DKI Jakarta, misalnya telah secara intensif melakukan berbagai program untuk mendorong upaya pemulihan Sungai Ciliwung. Sebagai contoh program penataan bantaran Sungai Ciliwung, pemulihan situ atau waduk, dan pengendalian terhadap sedimentasi dan sampah. Bagaimanapun, kita harus mengapresiasi dan mendukung program-program yang telah dilakukan tersebut. Pemerintah daerah di wilayah Provinsi Jawa Barat juga telah melakukan berbagai program untuk mendukung pelestarian dan pemulihan Sungai Ciliwung tersebut. Hal ini dikarenakan pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang secara administrasi meliputi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok, memiliki peran strategis dalam pengelolaan Sungai Ciliwung. Oleh karena itu diharapkan masing-masing wilayah dapat terus meningkatkan sinergisitas dan kerjasama dalam mendukung dan memperkuat pengelolaan Sungai Ciliwung.
Sementara itu, Komunitas Ciliwung mulai dari Puncak, Gadog, Bogor, Cilebut, Bojong Gede, Depok, dan Komunitas Ciliwung di Jakarta telah menjalin jejaring dalam mendukung upaya pemulihan dan pelestarian Sungai Ciliwung. Berbagai kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem Sungai Ciliwung. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendukung program-program yang menjadi bagian dari visi dan misi masing-masing kota dan kabupaten.
Kegiatan unik dan positif yang telah dilakukan secara rutin diantaranya; penataan sempadan untuk ekowisata di Puncak, patroli perlindungan ikan, lomba mancing, mulung sampah setiap Sabtu, lomba mulung sampah tahunan, pengelolaan sampah plastik, pembibitan dan penanaman pohon, pengelolaan sempadan Ciliwung, Susur Ciliwung, Piket Ciliwung, Bebersih Ciliwung, Sekolah Alam, Riset Ciliwung, dan berbagai kegiatan lainnya. Kegiatan tersebut dilakukan dengan melibatkan publik yang lebih luas.
Untuk memperkuat berbagai inisiatif dan program yang telah dilakukan, Komunitas Ciliwung berkolaborasi bersama para pihak berencana mengadakan Ngariung Ciliwung di tepian Sungai Ciliwung. Ngariung Ciliwung diharakan dapat memberikan apresiasi dan semangat kepada masyarakat yang tinggal di bantaran Ciliwung yang telah berusaha mendukung pelestarian Ciliwung. Ngariung Ciliwung juga diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dan komitmen antar pemerintah daerah di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan Jakarta dalam pelestarian dan pemulihan Sungai Ciliwung.
Tujuan
1. Mempertemukan ide-ide kreatif, inisiatif, dan unik yang dapat mendukung program-program pemerintah daerah dalam upaya pelestarian dan pemulihan Sungai Ciliwung.
2. Memperkuat kerjasama dan sinergisitas di antara pemerintah daerah dan komunitas ciliwung pada wilayah administrasi yang dilintasi Sungai Ciliwung.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya memulihkan dan melestarikan Sungai Ciliwung.
Output
1. Langkah-langkah tindak lanjut hasil Sarasehan yang dapat menjadi panduan bagi upaya pemulihan dan pelestarian Sungai Ciliwung.
2. Nota kesepakatan di antara para pihak dalam mendukung integrasi upaya pemulihan dan pelestarian Sungai Ciliwung.
Tema
Tema kegiatan ini adalah “Ngurus Ciliwung Mesti Bareng-Bareng”.
Waktu dan Tempat
Ngariung Ciliwung dilakukan di Kampung Glonggong, Desa Kedung Waringin, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor pada hari Minggu tanggal 29 Desember 2013 pukul 07.00 WIB –selesai.
Undangan Peserta
1. H. Ahmad Heryawan, Lc., Gubernur Jawa Barat
2. Drs. H. Rachmat Yasin, MM., Bupati Bogor
3. Drs. H. Diani Budiarto, M.Si., Walikota Bogor
4. Dr. Bima Arya, Walikota Bogor terpilih periode 2014-2019
5. Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc., Walikota Depok
6. Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, KLH
7. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
8. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat
9. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat
10.Kepala Badan Perencanaan Pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat
11.Kepala BPDAS Citarum Ciliwung, Kementerian Kehutanan
12.Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Kementerian Pekerjaan Umum
13.Dinas atau instansi terkait di lingkungan pemerintah daerah kabupaten dan kota
14.Dr. Erna Witoelar, Ketua Gerakan Ciliwung Bersih
15.Dr. Tarsoen Waryono, Universitas Indonesia
16.Dr. Komara Jaya, Universitas Indonesia
17.Dr. Ernan Rustiadi, Institut Pertanian Bogor
18.Greeneration Indonesia
19.Komunitas Ciliwung Hulu-Hilir
20.Masyarakat Kampung Glonggong, Bojong Gede
21.Swasta
22.Para pihak lainnya yang terkait.
23.Umum
Bentuk Acara
Ngariung Ciliwung dilaksanakan dengan suasana keakraban, ramah tamah, penuh apresiasi, dan sederhana. Bentuk acara yang akan dilakukan adalah kegiatan yang selama ini telah menjadi kegiatan rutin Komunitas Ciliwung yaitu:
1. Mulung Sampah
Sampah merupakan salah satu masalah terbesar Sungai Ciliwung. Berdasarkan riset Komunitas Ciliwung tahun 2011-2013, terdapat 251 titik penumpukan sampah di sepanjang Sungai Ciliwung mulai dari Bojong Gede sampai dengan Condet. Setiap tahun, Komunitas Ciliwung melalui kegiatan rutin dan sukarela paling tidak telah mengangkat 5.000 karung sampah anorganik dari Sungai Ciliwung. Sampah tersebut ada yang merupakan sampah baru, ada pula sampah yang mengendap di sungai dan tersangkut di tepian sungai. Mulung Sampah bertujuan untuk memberikan penyadaran dan efek psikologis kepada masyarakat luas agar tidak membuang sampah ke Ciliwung.
2. Susur Sempadan Cilwung yang Asri
Vegetasi di sempadan sungai berperan penting dalam menyaring masuknya tanah erosi dan material sampah ke badan sungai. Sayangnya banyak ditemukan pelanggaran terhadap sempadan sungai. Sempadan sungai umumnya dialih fungsikan untuk permukiman. Dampak lanjutan dari alih fungsi tersebut adalah sedimentasi, menumpuknya sampah, dan masuknya limbah cair ke badan sungai.
Namun demikian, masih ada harapan untuk menyelamatkan vegetasi alami di sempadan Sungai Ciliwung. Vegetasi sempadan atau yang dikenal dengan ekosistem riparian masih terdapat dalam kodisi yang baik khusunya dari mulai Cilebut sampai dengan Kota Depok. Penyelamatan ekostem riparian bukan saja akan menjaga sungai, tetapi keberadaannya dapat menjadi habitat bagi keanekaragaman hayati di dalamnya. Ekosistem riparian juga dapat berkontribusi bagi pencapaian target prosentasi Ruang Terbuka Hijau di suatu kota/kabupaten apabila dapat dikelola dengan optimal, misalnya untuk ekowisata.
Susur hutan bambu bertujuan untuk meperlihatkan kondisi ekositem riparian alami dan mengapresiasi model pengelolaannya oleh Komunitas Ciliwung, khususnya di Bojong Gede. Peserta akan menyusuri jalan setapak di sempadan sungai yang alami menikmati keteduhan ekosistem riparian.
3. Arung Ciliwung
Arung Ciliwung merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Komunitas Ciliwung. Arung Ciliwung tersebut dilakukan untuk observasi kondisi Ciliwung dan ekosistem riparian di sepanjang aliran. Arung Ciliwung dilakukan dengan prosedur aman (safety procedure) dan diikuti oleh berbagai pihak. Temuan dari kegiatan Arung Ciliwung disampaikan kepada pihak yang terkait.
Kegiatan Arung Ciliwung kali ini direncanakan akan melewati rute Jembatan Cilebut atau Batu Ampal menuju lokasi Sarasehan. Arung Ciliwung ini juga bertujuan untuk memperlihatkan kepada peserta kondisi sempadan melalui jalur sungai.
4. Sarasehan
Sarasehan ini akan dihadiri oleh pemimpin pemerintah daerah, kementerian dan instnasi pemerintah yang terkait, akademisi, Komunitas Ciliwung, masyarakat setempat, dan swasta. Kesempatan ini digunakan untuk saling memperkuat kerjasama di antara wilayah yang dilalui Sungai Ciliwung. Sarasehan juga akan digunakan untuk menampung aspirasi, masukan, untuk mendukung pengatan kerjasama dan integrasi pengelolaan Sungai Ciliwung di masa yang akan datang.
Sarahen akan dipandu oleh fasilitator yang berpengalaman dalam isu pengelolaan DAS dan juga pegiat lingkungan hidup. Pada akhir sarasehan diharapakan dapat muncul kesepahaman dan kesepakatan di antara pemimpin daerah dalam mendukung kelestarian Ciliwung. Sarasehan diharapkan juga dapat menggali ide-ide kreatif yang implementatif sebagai tindak lanjut upaya pelestarian dan pemulihan ekosistem Sungai Ciliwung. Para pihak yang hadir juga diharapkan memiliki kesepahaman untuk memperkuat kerjasama pengelolaan Sungai Ciliwung.
5. Biotilik, Pengenalan ikan asli Ciliwung, dan menanam pohon
Biotilik merupakan kegiatan pengamatan kualitas perairan sungai dengan menggunakan indikator biologi. Sejumlah guru yang terlatih dan difasilitasi oleh Green Teacher akan melakukan biotilik di lokasi acara. Biotilik akan melibatkan siswa sekolah setempat. Selain itu, Komunitas Pemancing Ikan Ciliwung akan memperkenalkan ikan-ikan asli Sungai Ciliwung. Komunitas Ciliwung Bojong juga menyediakan pohon lokal di persemaian untuk ditanam di beberapa titik di sekitar lokasi Ngariung Ciliwung.
Jadwal Acara (tentatif)
07.00-08.00
Registrasi peserta
08.00-09.00
Pembukaan Ngariung Ciliwung dan mulung sampah Ciliwung
Peserta yang hadir dalam acara Ngariung akan memulung sampah di pinggir sungai
1. Biotilik
2. Penanaman pohon lokal
3. Pengenalan ikan asli
4. Pameran foto dan poster Komunitas Ciliwung
09.00-10.00
Susur sempadan Ciliwung yag asri
Hutan Bambu Ciliwung Bojong Gede dengan rute sepanjang 1 km
Peserta berjalan santai menyusuri jalan setapak di sempadan Ciliwung yang asri menuju titik kegiatan Biotilik dan Pameran Ikan Asli. Pada titik tersebut, secara terbatas peserta dapat memilih menggunakan perahu karet atau berjalan kaki menuju lokasi Sarasehan
10.00-13.00
Sarasehan yang dipandu oleh fasilitator
Sarasehan bersifat interaktif dengan suasana akrab
Pembacaan rumusan sarasehan dan nota kesepakatan para pihak
Penutupan sarasehan dan do’a
13.00-13.30
Makan siang
13.30 - selesai
Ramah tamah dan pameran
Catatan: rute kegiatan dan urutan acara dapat berubah sesuai dengan kondisi di lapangan
Keterangan: Arung Ciliwung menggunakan perahu karet akan menempuh Rute Jembatan Cilebut menuju Kampung Glonggong (lokasi pusat acara). Waktu tempuh perjalanan di air sekitar 1 jam. Tempat terbatas. Bagi yang berminat mengikuti rute tersebut agar menghubungi Saudara Gus Firman 0856 9750 5174 atau Saudara Ismatullah 0812 8059 8217. Mohon bisa hadir tepat waktu.
Untuk informasi lebih lanjut
Sekretariat Pusat Panitia Ngariung Ciliwung
Gedung Pusgiwa Lantai 1
Sekretariat Mapala UI
Kampus UI Depok
Informasi dan komunikasi lanjutan di masing-masing wilayah juga dapat dilakukan dengan Komunitas Ciliwung di setiap segmen.
Akses menuju lokasi
1. Dari Jalan Raya PEMDA Karadenan, masuk melalui komplek perumahan GAPERI menuju Jembatan Pagersi Kampung Glonggong, Desa Kedung Waringin.
2. Dari Jalan Baru Kota Bogor atau dari Jalan Tegar Beriman Cibinong masuk melalui jalan raya CILEBUT-BOJONG GEDE, lalu masuk Jl. Haji Wahid, Kampung Glonggong, Desa Kedung Waringin.
3. Akses terdekat dari Stasiun Kereta Api Bojong Gede, naik ojek Rp. 7000 masuk melalui Jl. Haji Wahid menuju Sungai Ciliwung, Kampung Glonggong, Desa Kedung Waringin.
Lain-lain
Peserta sebaiknya menggunakan pakaian olah raga atau casual, bersepatu dan disarankan membawa payung.
Kontak-kontak:
M. Muslich
Koordinator Acara
KPC Bogor
08138 1234 648
Muslich.ecology@gmail.com
M. Ismatullah
Wakil koordinator
0812 8059 8217
Mapala UI
Mohammad.ismatullah@gmail.com
Sudirman Asun
0812 1212 5108
Ciliwung Institute
sudirmanasun@yahoo.com
Taufiq D. S
0812 9967 861
taufiqds@gmail.com
Tedja Kusuma
0852 1315 4918
saung@yahoo.com
Een Irawan Putra
08138 8041 414
irawanputra@gmail.com
2 comments
Sangat setuju apabila tujuan diselenggarakannya acara adalah untuk menggali dan mempertemukan ide-ide kreatif, inisiatif, dan unik yang dapat mendukung program-program pemda dalam upaya pelestarian dan pemulihan Sungai Ciliwung. Karena hingga hari ini, terbukti ide dan cara-cara yang konservatif (belum) berhasil memulihkan kondisi Ciliwung.
ReplyDeletePartisipasi masyarakat, komunitas dan (walaupun tidak selalu berharap pada) dukungan pemerintah melalui perda agar dapat sedikit "mendorong" perusahaan-perusahaan swasta untuk juga ikut berkontribusi melalui CSR-nya.
Acara begini harus digalakan, tapi tidak hanya pemimpin nya saja tapi seluruh lapisan masyarakat nya juga ikut terlibat seperti ini. Semoga ngak banjir #Ngarep
ReplyDelete