0 kilometer Daendels nan kejam

Friday, February 08, 2013

0 kilometer Daendels nan kejam

Pelajaran atau informasi apa yang bisa didapat dari kunjungan ke tonggak batu penanda (pal) Jalan Pos 0 Kilometer Anyer - Panarukan buatan di Pantai Anyer? Tidak ada.

Itulah yang kumaksud dengan kejam, sebagai judul di atas. Padahal, perjalanan yang kutempuh dengan angkutan umum, dari Kota Tangerang menuju lokasi 0 kilometer Daendels, itu mencapai empat jam lamanya.

Aku tiba di batu pal 0 kilometer Anyer - Panarukan itu pada hari Minggu pagi, 13 Januari 2013. Berangkat sendiri dengan angkutan umum mobil kecil bertarif Rp 2000, dari Perpustakaan Semesta di Anyer, tempat aku bermalam sebelumnya.

Ketidakadaan informasi di lokasi penanda 0 kilometer Anyer - Panarukan itu, bagiku, kejam. Apa bedanya dengan Daendels? Yang membantai ratusan ribu jiwa orang setempat, demi membuka jalur darat, untuk kepentingan komunikasi antar benteng di tanah Jawa.

[caption id="" align="alignnone" width="500"] Tonggak Pal, 0 kilometer Anyer - Panarukan, dengan latar belakang laut di Pantai Anyer.[/caption]

Informasi mengenai kekejaman penjajah itu aku dapat dari buku karya Pramoedya Ananta Toer, berjudul "Jalan Raya Pos, Jalan Daendels". Buku itu kubaca pada malam sebelumnya di Perpustakaan Semesta. Terima kasih Semestarian. Terima kasih Pram.

[caption id="" align="alignnone" width="331"] Tonggak Pal 0 kilometer Anyer - Panarukan dengan latar belakang menara suar di Pantai Anyer.[/caption]

You Might Also Like

2 comments