Nasi Rawon di Jakarta Selatan

Thursday, June 25, 2015

Nasi Rawon Heru Lesmana Syafei
Saung Riha Caru di Area Dapur Pejaten, Jalan Pejaten Raya, Jakarta Selatan
Pertama kali aku makan nasi rawon di dekat Stasiun Tugu Yogyakarta sekitar 13 tahun lalu, menurutku rasanya biasa saja. Sampai kemudian seorang kawan asal Jawa Timur mengoreksi, bahwa sebaiknya nasi rawon bukan yang seperti itu rasanya. Hmmm ...

Kawan yang sama kemudian menunjukkan tempat nasi rawon yang lebih mendekati hakikat, masih di Yogyakarta. Barulah aku mulai menyukainya. Yang pertama aku coba itu cenderung tawar, nah yang lebih mendekati hakikat itu rupanya sesuai dengan seleraku, berbumbu.

Jadi seleraku sebenarnya cenderung pada makanan yang berbumbu. Nah, pada konteks nasi rawon aku melihat kesamaannya dengan salah satu masakan emak kesukaanku, yakni soto padang. Berbumbu dengan potongan daging sapi yang lembut, bawang goreng, dan tauge. Jelas, perbedaannya adalah warna soto yang kuning kehijauan (atau sebaliknya?), sementara rawon ya hitam warnanya.

Perkara sotonya mau dipisah mangkuk atau dicampur itu cukuplah mereka yang masih melajang saja yang mempersoalkan hal remeh temeh demikian.
Nasi Rawon Heru Lesmana Syafei
Saung Riha Caru di Area Dapur Pejaten, Jalan Pejaten Raya, Jakarta Selatan
Kembali ke nasi rawon, sudah lamaaa sekali aku nggak memakannya sampai kemudian salah seorang mentor memotret saya, Benny Nur Susanto memasang iklan di situs marketplace menjual nasi rawon di Jakarta Selatan, Jalan Pejaten Raya, di dalam komplek area Dapur Pejaten pada 21 Mei. Ingatan terhadap rasa nasi rawon itu pun kembali muncul.

Riha Caru nama warungnya, berarti Dapur Enak, berasal dari bahasa Dompu - Sumbawa, daerah asal manusia kesayangannya.

Kesempatan libur Hari Minggu kemarin kugunakan untuk mencobanya. Rasanya enak, puas, sesuai ekspektasi (atau ingatanku) terhadap nasi rawon yang hakiki menurut kawanku yang asal Jawa Timur itu.
Nasi Rawon Heru Lesmana Syafei
Saung Riha Caru di Area Dapur Pejaten, Jalan Pejaten Raya, Jakarta Selatan
Dagingnya terasa empuk lembut, tanpa sangat kehilangan seratnya. Bumbu-bumbunya terasa ada bawang merah, bawang putih, sereh, lada, ketumbar sangrai, jahe, daun salam, lengkuas, kluwek, dan daun jeruk purut. Wuih, kau cobalah sendiri, yaaa ajak kawan-kawan juga boleh kalo cemas dibilang jomblo.

You Might Also Like

2 comments

  1. sudah lama ga ditraktir sama mas heru..
    entah kapan waktu terakhir ditraktir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lupa dulu pernah ditraktir di mana sama mas karno

      Delete