Catatan Akhir Cupping 2015: GMO dan Body

Tuesday, January 26, 2016

The Fossgate Social, York, 3 Oktober 2015
Sidang pembaca setia, pemirsa di rumah, dan pendengar yang budiman. Harap longgarkan urat syaraf untuk membaca blog ini, karena ini adalah catatan pribadi dari orang yang suka berbagi, tidak ada yang perlu diseriusi, cukuplah sebagai penambah wawasan.

Aku baca ulang judul di atas, Catatan Akhir Cupping 2015: GMO dan Body. Ada tiga kata dalam bahasa asing yakni Cupping, Body, dan GMO, baca tuntas untuk pengertiannya yah.

Kira-kira begini artinya, konteksnya adalah dalam industri kopi Specialty (hadeh, ini juga Bahasa Inggris, kira-kira sepadan dengan "spesial" artinya). Cupping berarti kegiatan seorang profesional untuk melakukan penilaian atau uji cita rasa terhadap kualitas kopi.

The Fossgate Social, York, 3 Oktober 2015 (twitter.com/fossgatesocial)
Dikatakan Cupping merupakan kegiatan profesional karena sejatinya, menurut versi industri, digunakan dengan protokol standar tertentu yakni yang dikeluarkan oleh Specialty Coffee Association of Indonesia, karena hasilnya akan menentukan harga dari komoditas kopi tersebut dalam perdagangan profesional. Dengan standarisasi, penilaian setidaknya akan menjadi lebih fair.

dari twitter.com/spipetani
Orang yang punya otoritas melakukannya harus mengantongi  sertifikat Q Grader untuk komoditas Arabica, dan R Grader untuk komoditas Robusta. Total hasil nilai Cupping berupa angka dari satu sampai seratus, nah yang Specialty yang berhasil meraih angka delapan puluh ke atas.

Di tataran penikmat kopi specialty, istilah cupping tidak seserius itu lah ya. Tidak ada form isian sesuai protokol standar yang harus diisi dengan seksama. Hanya tujuannya yang sama, yakni mencicipi.

Sepanjang 2015, aku bersyukur dianugerahi tiga kesempatan melakukan cupping level penikmat itu. Pertama, kali di Kantor Serikat Petani Indonesia, Mampang Jakarta Selatan, mencicipi Arabica dari daerah Lereng Gunung Kaba, Kepahiang, Bengkulu, pada Minggu 31 Mei 2015.
Second Cup satu dari empat kopi yang dirasa di Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015
Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015
Cupping bersama kakak-kakak di SPI, disediakan form isian, untuk membantu kita melatih indera perasa yang bisa mencecap ribuan rasa alami. Kecuali gurih, berupa rasa artifisial yang didatangkan oleh Monosodium Glutamate yah.
Fratello satu dari empat kopi yang dirasa di Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015
Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015 
Kedua, di Rosso Micro Roastery, di Pasar Modern Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, pada Sabtu Satu Agustus 2015. Mencicipi empat macam dari empat roastery berbeda dari Kanada, sebagai oleh-oleh dari sang pemilik roastery, Andreas Andrianto Hardjito yang juga seorang Q Grader dan biasa jadi juri lomba.
Phil and Sebastian satu dari empat kopi yang dirasa di Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015
Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015
Andreas mewanti-wanti sedari awal, yang digelarnya bukanlah cupping yang serius itu. "Cupping itu rasanya serius banget, ini kita icip-icip saja yah," ucapnya ramah.
Rosso satu dari empat kopi yang dirasa di Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015
Di Rosso Micro Roastery, Tangerang Selatan, 1 Agustus 2015
Ketiga, di The Fossgate Social, York, North Yorkshire, pada Sabtu Tiga Oktober 2015. Mencicipi delapan macam single origin yang disangrai oleh North Star Coffee Roasters, sebuah micro roastery yang berbasis di Leeds, West Yorkshire. Dipandu oleh Holly Bowman, seorang Q Grader yang berpengalaman bekerja pada perusahaan eksportir green bean.

Holly menerangkan panjang lebar (hampir satu jam) mengenai apa itu kopi arabica single origin specialty. Sedikit perbandingan pada kopi versi komoditas. Sampai ke perkembangan terkini di dunia internasional.

Dari perkembangan tersebut satu yang sebisa mungkin kuhindari, seandainya aku bisa mendeteksinya, adalah GMO (Genetically Modified Organism) Coffee, alias kopi yang dimodifikasi secara genetis. Duh, sangat tidak.

Saudara-saudari kita sarjana kimia dan teknologi pangan yang bekerja di laboratorium sebenarnya punya argumen baik ketika mengusung GMO, yakni untuk memerangi penyakit tanaman, kekeringan, dan kekurangan pangan (supaya produk pangan lebih awet dan murah) di beberapa negara.

Argumen itu mendapat tentangan dari saudara-saudari kita pecinta kealamian. "Kau tidak bisa melawan kehendak alam (kehendak alam), dengan mengubah DNA suatu tanaman sesukanya," demikian kira-kira kata mereka.

Nah, kau sendiri berada di mana? Suka yang artificial atau yang dibuat-buat, eh atau yang alami?

Lantas, apa kesimpulanku dari semuanya?

Begini, secara umum, kusimpulkan kebanyakan kopi Indonesia untuk yang single origin arabica (meski masih tergantung faktor roastery, dan buanyak lainnya lagi ketika kau menyeduhnya) paling unggul dari segi Body, terasa relatif lebih penuh di mulut.

Kemungkinan (ini mungkin lho yah, yang harus diuji lagi untuk kesahihan ilmiahnya) keunggulan Body tersebut, dari obrolan dengan pedagang biji kami simpulkan, tanah di bumi khatulistiwa nusantara relatif lebih keren, dibandingkan tanah di khatulistiwa bumi Afrika. Apa karena gunung api di Indonesia lebih banyak dibandingkan di negeri saudara-saudari kita di Afrika sana, entahlah.

Hanya kelemahan dari bumi nusantara, adalah musim yang tidak konsisten. Belum lagi, faktor petani yang juga tidak konsisten. Tidak ada salahnya juga sih, kalau tidak menguntungkan, ya kenapa juga harus konsisten, namanya juga usaha.

Body adalah salah satu variabel yang dinilai dalam kegiatan tersebut, lainnya ada Flavour, Aroma, dan Acidity. Body adalah bagian yang berupa bobot kepenuhan rasa kopi di dalam mulut, apakah terasa penuh, atau tipis atau tidak merata pada bagian tertentu mulut saja, biasanya dalam skala satu sampai sepuluh. Adapun Flavour, Aroma, dan Acidity, kapan-kapan saja ceritanya di sini, atau silakan telusuri di banyak blog-blog lain yang khusus membahas kopi.

Oh maaf, keunggulan Body ini bukan kesimpulan dari tiga kali kesempatan Cupping tersebut, tapi dari kesimpulan seeemuaaa pengalaman minum single origin Arabica lainnya. Aku tidak mampu menyimpulkan hanya dari tiga kesempatan tersebut, dan secara rinci.

Oiya, ada kesimpulan lain juga, yakni semua produk ada pasarnya, dan pasar bisa diciptakan. Hey ... jangan lupa juga membuat perkawanan.

Salam sayang selalu.

You Might Also Like

0 comments