Kenal Kopi di Yogyakarta

Monday, August 31, 2015

 http://www.heruls.net/2015/08/kenal-kopi-di-yogyakarta.html
Wikikopi Bar
Warga daerah Yogyakarta beruntung karena sejak pertengahan tahun 2015 ini telah dibuka specialty coffee shop di Pasar Kranggan, bayangpun, di Pasar Kranggan!

Wikikopi namanya, lokasi persisnya di lantai dua Pasar Kranggan, sisi Selatan, paling Timur. Ah iya, ingatanku terhadap arah mata angin di Yogyakarta masih kuat rupanya, meski sudah kutinggalkan 5 tahun silam, dan kukunjungi cuma satu dua hari tiap tahunnya kemudian.

Aku sangat menyarankan ke Wikikopi buat siapa saja yang ingin kenal kopi di Yogyakarta, khususnya yang specialty.

Eh, apa pasal harus di Yogyakarta? Karena di daerah ini untuk mempelajari dan menikmati apa pun serba terjangkau. Apa pasal di Wikikopi? Sederhana, ya karena terjangkau, secara harga dan lokasi. Yaelah, dekat banget sama Tugu Yogyakarta coba.

Tempatnya sederhana saja. Bisa duduk di kursi merapat ke meja peracik kopi. Bisa lesehan di dalam, dan bisa duduk di kursi bersama kawan melingkari meja di sisi balkon.

Bagiku, tempat tidaklah terlalu penting untuk menikmati kopi. Terpenting bagiku adalah kualitas kopi yang disajikan, perilaku orang yang menyajikan, terjangkau harga, terjangkau tempat, dan wawasan apa yang kudapatkan.

Pada beberapa specialty coffee shop di Jakarta, dua poin terpenting pertama bagiku itu mudah didapat. Namun, untuk dua poin yang terakhir itu kok agak susah yah.

Jika ada yang menanyakan untuk poin terakhir, apa sih pentingnya dapat wawasan tentang kopi. Well, bab yang satu ini melampaui soal selera. Bagiku, ini soal ketertarikan pribadi saja. Bagaimana yah, sebagai manusia, aku orang yang suka mendengar cerita. Ini bukan soal keren-kerenan, dan tidak ada yang perlu disombongkan.

Tidak ada ceritanya, orang yang punya wawasan kopi luas, menjadi orang yang secara harkat dan martabat lebih terhormat dibandingkan yang tidak tahu apa-apa. Tidak ada ceritanya, orang yang punya wawasan kopi luas, jadi lebih kaya. Tidak. Ini semata kesukaan mendengar cerita saja. Seperti membaca novel.

Kembali ke Wikikopi. Aku baru pertama mengunjungi, pada Sabtu 8 Agustus lalu. Sendiri, karena rombongan lain yang kutumpangi ke Yogyakarta, punya tujuan kuliner lain. Sebelum berangkat dari rumah, memang sudah kuincar untuk bisa mampir ke Wikikopi, dengan sebelumnya mendapat alamatnya dari media sosial.

Aku minum dua kopi. Pertama aku minum specialty single origin dari Aceh Bener Meriah yang ditumbuhkembangkan oleh Herman, varietal multiple, diproses semi wash, roasting oleh Andry Mahardika pada 3 Agustus, dan diseduh oleh Rama dengan metode saring V60.

Kedua aku minum specialty single origin dari Java Halu yang ditumbuhkembangkan oleh Pak Wildan, varietal Sigararutang, diproses semi wash, roasting oleh Farit Samhar pada 30 Juli, dan diseduh oleh Elcindra dengan metode tubruk.

Bagian paling menyenangkan, kedua penyeduh tersebut bisa dengan senang hati menceritakan serba serbi dari kopi yang mereka sajikan. Itu pengalaman offline-nya.

Di dunia online, di media sosial mereka, kita juga bisa baca-baca berbagai cerita tentang kopi yang mereka bagikan. Bagian yang paling kusuka adalah cerita-cerita tersebut kebanyakan orisinal, bukan salinan, dan bukan tulis ulang. Tidak ada ceritanya, ketika kau baca di blog Wikikopi, tiba-tiba terlintas pikiran, "eh, kayak pernah baca di mana gitu yah", o tidak ada begitu.

Dua jam di Wikikopi, aku harus segera pergi karena rombongan segera menjemput. Seperti kebiasaan, aku beli biji terpanggang yang mereka jual. Kupilih specialty single origin kemasan 200 gram dari Java Puntang yang ditumbuhkembangkan oleh Kang Omar di ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, varietal Typica, diproses natural, dan disangrai oleh Andry Mahardika pada 23 Juli dengan profil C+.
 http://www.heruls.net/2015/08/kenal-kopi-di-yogyakarta.html
di Lantai dua Pasar Kranggan, dekat Tugu Yogyakarta
Ada tulisan A WIKIKOPI DIRECT TRADE PROJECT pada kemasannya. Apa lagi itu? Pendiri Wikikopi, Tauhid Aminullah menerangkan, secara sederhana itu berarti beli langsung ke petani, tanpa perantara apa siapa. Petani yang masuk sistem Wikikopi ini biasanya belum menghasilkan green bean dengan standar specialty sebelumnya.

Untuk Java Puntang tersebut, banyak petani kopi dengan budidaya kebun yang bagus, yang sayangnya hanya jual buah kopi glondongan, petik langsung jual. Sebelum Wikikopi datang, tidak ada petani yang jual sudah proses sampai green bean. Wikikopi mengajak bekerja sama, memperbaiki kualitas terus menerus. Petani diajak sampai punya brand (produk+makna).

Agustus ini, tahapan penting tercapai dari kerja sama Wikikopi dengan Kang Omar, yakni untuk pertama kali Wikikopi menjual green bean. Ini karena pasokan green bean datang lumayan banyak. Sebuah roastery di kawasan perumahan BSD Serpong jadi salah satu pembeli awalnya. Salut ah.

Banyak cerita dari Wikikopi. Hanya ingin menikmati kopinya yang terjangkau secara harga dan tempat, tanpa ingin kenal dengan kopinya? Lho, ya bisa jugalah.

You Might Also Like

9 comments

  1. aku sebagai orang jogja malah baru tau #syedih

    ReplyDelete
  2. Wah, pas mas heru ke Wiki, sayanya malah ke Lhokseumawe. Terima kasih sudah mampir, saya dityo pelanggan Wiki juga

    ReplyDelete
  3. Wah asik banget ini mas tempatnya, aku belum pernah kenalan ama kopinya yogyakarta..,kapan-kapan boleh dong mas ajak2 saya kesini hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh dong bro.
      gimana kabar dunia perkopian di daerahmu?

      Delete
  4. Replies
    1. Wah, kalau dengan saya harus dengan perjanjian dulu baru buka
      #eh

      Delete
  5. Keren kliatannya anak muda banget ya. .
    Jadi pengen ke jogja :3

    ReplyDelete